Kamis, 07 Februari 2019

Bayang: Berkilau seperti emas, tajam serupa beling

Waktu berlalu sekencang angin berhembus, mengikis keramaian di antara gelap malam. Aku menghembuskan nafas, beban berat datang seperti aku tak pernah mengalaminya selama ini.

Perasaan kuat menghantam, mengusik tenang yang telah terukir berabad yang lalu. Terdiam, beberapa lama hanya sepi yang menjawab kejanggalan dalam rasa. Ketika titik semakin jelas, aku bahkan tak dapat berteriak tuk tunjukkan rasa takjub.

Tak ada yang pernah berada pasa posisi "pasti benar," jika Tuhan memanggil Ayah lebih awal dari pada "beliau," maka emosi akan menjadi rumit, mereka, para pengincar akan senang atas "kelemahannya." Namun, jika "Beliau" pergi lebih awal, maka aku yakin perasaan ini lebih kuat daripada kesedihan.

Kini saat kegundahan terbagi, justru kalimat lain membuatku geram. Hei, yang kumaksud adalah semua akan menjadi lebih buruk, kau tahu?!

0 komentar:

Posting Komentar

 
HeavyArt Blogger Template by Ipietoon Blogger Template